Tuntunan Shalat Nabi yang Banyak Terabaikan

tuntunan shalat nabi yang terabaikanBanyak yang merasa bangun dari tidur panjangnya setelah baca Tuntunan Shalat Nabi. Simak fakta-fakta yang memprihatinkan ini, masih banyak yang mengabaikan cara shalat yang dianjurkan Nabi.

Ini merupakan kelanjutan dari posting sebelumnya, tentang Tuntunan Shalat Lengkap (Shalat Sempurna). Ssssst….. tunggu dulu! Saya mau ajak anda jalan-jalan untuk melihat apa yang sering saya lihat. Anda pasti trenyuh melihat fakta-fakta miris di bawah ini. Anda pun bisa melihat sendiri di sekeliling anda, dan… yang lebih penting adalah: lihatlah diri sendiri 🙂

Fakta Fakta Miris
Banyak orang shalat dengan cara yang asal-asalan dan tidak memiliki dasar. Contoh yang sering saya lihat adalah barisan yang tidak rapat. Padalah haditsnya jelas, dan selalu dibaca oleh Imam.

“Sesungguhnya lurus dan rapatnya barisan adalah bagian dari sempurnanya shalat” (HR Bukhari, Muslim).

Rapatnya barisan, dalam hadits Abu Daud adalah mata kaki ketemu mata kaki, bahu ketemu bahu. Inilah tuntunan shalat Nabi yang banyak terabaikan.

Terus, saat shalat mandiri (shalat sunnah) banyak yang tidak menggunakan sutrah. Sutrah adalah batas shalat, letaknya di depan tempat sujud setinggi minimal 1 hasta (+/- 40 cm). Yang dapat dijadikan sutrah misalnya dinding, tiang, punggung orang, mimbar, barang bawaan yang tingginya minimal 1 hasta.

Ini juga haditsnya jelas,

“Janganlah kalian shalat kecuali dengan menghadap sutrah dan janganlah kalian biarkan seorangpun lewat di hadapanmu” (HR Muslim). Dalam riwayat Ibnu Khuzaimah “Janganlah kamu shalat kecuali dengan menghadap sutrah.” (Prof. Dr. TM Hasbi Shidieq, Pedoman Shalat).

lanjutan tuntunan shalat

Jadi biar sesuai ajaran Nabi dan lebih aman, shalatlah di belakang tembok, di belakang tiang, di belakang punggung orang. Atawa kalau ente pengin shalat di tengah-tengah, taruhlah tas anda di depan tempat sujud. Ini juga tuntunan shalat Nabi yang banyak terabaikan.

Tidak hanya masalah sutrah dan shaf saja. Cara angkat tangan, arah telapak tangan, ketinggian telapak tangan, keadaan jari jemari ketika angkat tangan… terus cara ruku, sujud, duduk antara dll…. (maaf) banyak yang belum klop dengan contoh Nabi.

Padahal, perintah Nabi adalah: “Shalatlah engkau sebagaimana engkau MELIHAT AKU SHALAT” (HR Bukhari, Muslim, Ahmad).

Melihat Shalat Nabi , adalah melihat hadits untuk tiap “Gerakan Shalat” dan “Bacaan Shalat”. Kita perlu mengetahui hadits Nabi tentang cara berdiri dalam shalat, letak berdiri (ada sutrahnya). Juga perlu mengetahui hadits Nabi tentang cara mengangkat tangan saat takbir (arah telapak tangan, keadaan jari-jari, ketinggian telapak tangan), dan seluruh hadits gerakan shalat lainnya hingga akhir shalat. Inilah yang dimaksud “Melihat Aku Shalat” yaitu melihat hadits-hadits Nabi tentang shalat.

Inilah tuntunan shalat yang mesti kita pelajari. Klik: Shalat Nabi untuk membaca informasi ebooknya.

Silakan share…
error: Content is protected !!