Kisah Isra Miraj Nabi Muhammad SAW dan teori Relativitas Einstein sama-sama memaparkan perjalanan manusia ke ruang angkasa. Teori relativitas dapat menjawab, mengapa Nabi Muhammad bisa bertemu dengan Nabi Adam, manusia pertama yang sudah sekian ribu tahun wafat.
Saya belajar teori Relativitas Einstein tahun 1988, saat duduk di kelas 3 SMA. Hari ini ingin mencoba menghubungkannya dengan kisah Isra Miraj yang luar biasa itu. Kisah Isra Miraj dalam tinjauan sains.
Berikut ini adalah rumus teori Relativitas tersebut:
Keterangan variable rumus
t’ = waktu benda yang bergerak
t = waktu benda yang diam
v = kecepatan benda
c = kecepatan cahaya
Dari rumus tersebut dapat dijabarkan fenomena menarik sebagai berikut:
Ada perbedaan tentang waktu yang dialami benda yang bergerak (t’) dan waktu yang dialami oleh benda diam (t)
Waktu yang dialami oleh benda bergerak (t’) lebih lama ketimbang waktu yang dialami oleh benda biam. Secara seherhana dikatakan bahwa jarum jamnya bergerak lebih lambat. Inilah yang disebut dengan dilatasi waktu yang berasal dari kata “delay” yang berarti perlambatan waktu.
Semakin besar nilai v (kecepatan benda) hingga mendekati nilai c (kecepatan cahaya) maka pengaruh terhadap t’ lebih besar. Misalnya, jika ada benda yang kecepatannya 299.999 km/detik maka jika dimasukkan ke rumus tersebut nilai t’-nya menjadi 387 kali nilai t.
lanjutan kisah isra miraj dan teori relativitas…
Maksud hasil perhitungan tersebut adalah, jika tahun baru kemarin 1 Januari 2014 anda piknik ke ruang angkasa dengan pesawat berkecepatan 299.999 km/detik dan berdasarkan jam yang anda bawa anda hanya jalan-jalan 1 hari. Maka setelah anda pulang ke rumah, ibu anda bilang: “Kok jalan-jalannya lama amat sih, setahun lebih (387 hari)?” Dan saat itu di kalender rumah anda sudah menunjukkan tanggal 23 Januari 2015!
Saat itu umur ibu anda sudah bertambah setahun, tapi umur anda hanya bertambah sehari. Inilah yang disebut dengan fenomena Twin Paradox, teori hasil pemikiran Albert Einstein yang berbasis teori Relativitas.
Kemudian, saat kecepatan anda sama dengan kecepatan cahaya, maka berdasarkan rumus tersebut akan mengalami dilatasi waktu yang tidak terhingga. Dan jika kecepatan anda sudah melampau kecepatan cahaya maka waktu berjalan mundur (-t’).
Bagaimana hubungan teori tersebut dengan kisah Isra Miraj Nabi Muhammad SAW?
Dalam posting sebelumnya, saya telah memaparkan hadits shahih tentang pertemuan Nabi Muhammad dengan Nabi-Nabi lain yang telah meninggal dunia. Saat peristiwa Isra Miraj, Rasulullah bertemu dengan Nabi Adam di langit pertama, dan Nabi-Nabi lain di langit yang lain. Klik: sejarah Isra Mi’raj untuk membaca selengkapnya.
Nah, menurut teori relativitas Einstein, jika kecepatannya melebihi kecepatan cahaya maka waktu berjalan mundur. Jadi, pertemuan dengan Nabi-nabi yang telah wafat menunjukkan bahwa kecepatan Mi’raj-nya Nabi melebihi kecepatan cahaya. Sangat-sangat cepat, hingga mampu menjumpai manusia pertama: Nabi Adam alaihi salam.
Inilah jangkauan akal manusia dari sisi fisika modern dalam mencermati kisah Isra Miraj Nabi Muhammad SAW. Benar tidaknya penalaran tersebut, wallahu a’lam. Saya hanya sekedar menghubungkan saja, Yang pasti, sebagai muslim kita mesti percaya adanya Isra Miraj